Saturday, August 05, 2006

Jangan Pernah Percaya "Business Rumors"

Oleh : Reza M.Syarief *)
Mitra bisnis sejati, setelah melalui perdebatan yang sengit dan tajam, akhirnya konferensi tingkat tinggi para hli "positive thinking" yang diadakan di Republik BBM (Benar-benar Maju) memutuskan sebuah "fatwa penting", yaitu bahwa "Business Rumors" adalah terlarang. Tentu Anda masih ingat bagaimana manusia pertama ciptaan Tuhan mendapat perintah untuk tidak pernah mendekati buah terlarang. Dan tahukah Anda setelah aturan itu dilanggar? Akibatnya adalah terlucutinya seluruh penutup tubuh manusia tersebut.

Mitra bisnis sejati, begitulah yang juga akan terjadi ketika Anda terlalu mempercayai "business rumors", maka sama saja Anda telah menelanjangi diri sendiri. Maksud sayua, anda telah melucuti segenap potensi dan aset-aset penting pribadi Anda sendiri. Misalnya, kejujuran, ketulusan, kegigihan dan lain-lain.

Mitra bisnis sejati, tanpa disadari keputusan-keputusan bisnis yang kita ambil, atau analisa keuangan dan pemasaran yang kita lakukan cukup banyak dipengaruhi oleh "business rumors".

Jangan mengira bahwa gossip-mengosip hanya ada di kalangan artis dan selebritis. Sebab, nyatanya di antara pelaku bisnis dan professional pun terjadi. Setidaknya ada tiga "business rumors" yang membuat usaha kita menjadi jalan di tempat, bahkan bubar jalan. Pertama, sukses dibangun dua hal, yaitu usaha dan keberuntungan. Bahwa untuk untuk sukses orang harus berusaha keras, saya setuju. Tapi, jika dihubungkan dengan factor keberuntungan, bagi saya itu hanyalah sebuah gossip belaka. Saat Anda mempercayai keberuntungan merupakan hal dominant dalam sukses maka saat itu juga Anda telah melucuti potensi kegigihan. Apa yang saya dapatkan dari pebisnis sukses adalah prinsip selalu berusaha bangkit dari kegagalan setelah berusaha keras. Dan kita tidak pernah tahu di kegagalan nomor berapa kita akan berhasil.

Kedua, untuk bisa bertemu dengan relasi VIP yang sangat sibuk, berbohong kecil adalah syaratnya. Artinya, katakanlah kepada sekertarisnya bahwa Anda telah membuat janji penting, walau sebenarnya Anda tidak ada komitmen janji apapun.

Mitra bisnis sejati, untuk melanggengkan sebuah kebohongan maka kita cenderung membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongan lama. Berawal dari coba-coba akhirnya menjadi kebiasaan. Sehingga, Anda percaya bahwa sangat sulit untuk sukses di zaman yang super kompetitif tanpa berbohong.

Apakah Anda pernah menyimak laporan survey tentang The Most Outstanding CEO in the world di majalah Fortune? Ternyata, karakter terpenting yang berada di peringkat satu pada top ten CEO adalah kejujuran. Bisnis apapun yang berbasis pada pelayanan konsumen, kata kuncinya adalah trust/kepercayaan. Dan untuk membangun kepercayaan, modaln Anda adalah KEJUJURAN.

Selanjutnya, yang ketiga dalah kuasailah pikiran konsumen, maka Anda dapat menguasai uangnya. Mitra bisnis sejati, kekuatan dari pikiran dalam kepala kita hanyalah proses dan analisa data. Sedangkan, pusat perubahan dan pusat pengambilan keputusan terletak pada hatinya. Dan bahasa yang paling mudah dan akrab bagi hati adalah KETULUSAN. Maka jika Anda percaya pada gossip bahwa komisi lebih penting dari misi maka saat sukses Andas menjadi lupa. Sebaliknya, saat gagal Anda akan frustasi.

Mendengarkan omongan orang lain memang penting, tapi mendengarkan suara hati tentu jauh lebih penting.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos – Kamis, 3 Agustus 2006).
Bacaan Selanjutnya!

Just Do it. Perlu kematangan dalam usaha dalam 3 s/d 5 Tahun

Oleh : Reza M.Syarief *)

Memulai usaha baru tidak ubahnya seperti kita sedang mendaki sebuah bukit yang terjal. Jika kita kurang hati-hati akn menenggelamkan kita, bukan berarti kita tetap pasif menjadi pengamat terhadap peluang-peluang yang ada. Atau bisa juga diibaratkan sebuah pesawat terbang yang akan lepas landas. Tanpa dukungan bahan baker dan power yang maksimal, maka akan gagal take off.

Setidaknya, dari dua analogi di atas, kita mendapat pelajaran bahwa memulai usaha baru memerlukan pengerahan energi pikiran, fisik dan psikis yang all out. Kedua, dalam mencapai kondisi usaha yang stabil diperlukan daya tahan (endurance) yang optimal. Sebab, menuju kematangan usaha sedikitnya memerlukan proses waktu 3-5 tahun. Mesikipun tidak mustahil. Seorang calon pengusaha tidak bisa mencapai prestasi bisnis dalam waktu yang singkat. Namun kita selalu percaya bahwa easy come easy go, yaitu sesuatu yang mudah didapat cenderung tidak memiliki endurance yang panjang. Terkecuali kita hanya ingin berbisnis short term (jangka pendek) dengan pola hit and run sudah cukup.

Konsekuensinya, bisnis yang kita jalankan bersifat musiman. Tapi, jika anda ingin membangun bisnis jangka panjang, kita perlu memiliki struktur bangunan usaha yang kokoh terutama pondasinya. Yang mana pondasi usaha harus memiliki 3 unsur. Pertama, asset dimana bukan saja berupa capital (modal) tapi yang kreativitas, ide, wawasan dan pengalaman. Kedua, saving atau tabungan, baik saving financial maupun moral. Sebab, prinsipnya tidak akan pernah terjadi yang namanya spending tanpa saving. Dan saving yang bersifat moral jauh lebih berharga dibandingkan financial. Misalnya, etos kerja, keunggulan pelayanan dan kepercayaan public. Ketiga, adalah insurance yang sebenarnya lebih merupakan jaminan kualitas produk atau jasa. Sehingga di mata perusahaan, seorang konsumen sekalipun harus mendapatkan kepastian dan kenyamanan dalam menggunakan produk dan jasa kita.

Masalah jam terbang dalam usaha tentu saja sangat berdampak pada tinggi rendahnya reputasi Anda dalam usaha. Seorang pengusaha yang berjam terbang tinggi memiliki ketajaman intuisi bisnis. Selain itu, dalam menyelesaikan persoalan-persoalan usaha dia mampu melakukan improvisasi strategi dan taktik.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos – Kamis, 22 Desember 2005)
Bacaan Selanjutnya!

Wednesday, August 02, 2006

Kerja Cerdas Bisnis Tuntas, Kerja Beres Masa Depan Sukses

Oleh : Reza M.Syarief *)

Kita banyak menemukan para pengusaha suskes bukan berlandaskan pada orientasi pekerjaan, tetapi justru mereka merancang dirinya sedemikian rupa agar pekerjaan itu justru menghampiri mereka. Don't look for the job but make the job looks for you. Sudah terlalu lama pendidikan formal yang kita dapatkan cenderung mencetak para lulusan yang menggunakan manajemen "by accident" bukan "by anticipation".

Yang dimaksud dengan manajemen "by anticipation" bukanlah seperti manajeman pemadam kebakaran yang kalaui terjadi suatu kebakaran lantas mereka pontang panting memadamkannya. Tentu alangkah baiknya sebelum "api" muncul kita sudah mempersiapkan "air"nya lebih awal. Setidaknya kita harus tahu bagaimana mendapatkan "air: untuk memantapkan "wadah kemampuan" yang sudah kita miliki masing-masing.
Pertama, membiasakan diri untuk berjiwa nomaden. Dengan cara itu, kita akan terbiasa akrab dengan perubahan dan asah kepekaan terhadap fenomena menarik di sekeliling kita. Kedua, memelihara pergaulan dengan 2 jenis manusia, yaitu manusia sukses dan manusia gagal. Dari manusia sukses, kita belajar tentang optimisme dan kepercayaan diri, sedangkan dengan manusia gagal kita belajar tentang arti kegigihan dan kesabaran. Ketiga, meyakinkan diri sendiri bahwa menjadi leader di usaha yang kecil akan jauh lebih bernilai dari pada menjadi pegawai di usaha yang besar. Keempat, bersumpahlah untuk menjadi orang yang sukses di masa mendatang.
Semakin banyak orangyn yang mendengarkan sumpah anda, maka komitmen moral kita bertambah kuat. Tentunya, anda tidak mau bukan, memperoleh sumpah serapah dari orang lain? Last but not least be yourself. Menjadi diri sendiri akan membuat kita lebih produktif. Mengapa? Ya, karena kita merasa nyaman dan menikmati apa yang dikerjakan. Dua keuntungan sekaligus denga kita mempraktikan 5 poin tersebut di atas, yakni "pekerjaan beres, masa depan sukses". Tidak cukup hanya kerja keras, tetapi juga kerja cerdas.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos – 2005)
Bacaan Selanjutnya!

Memajukan Bisnis Sendiri

Oleh : Reza M.Syarief *)

Setiap orang harus yakin bahwa rezekinya sudah ditentukan oleh Allah SWT. Namum untuk memperolehnya, tidak bisa hanya diam saja tanpa berusaha. Setiap individu harus bekerja keras dan kerja cerdas. Kita harus memiliki bisnis sendiri yang jika diseriusi dapat lebih berkembang dan maju. Tidak banyak orang yang mengalami variasi dalam berkreatifitas. Namun sebaiknya kita focus dalam berkreativitas. Jadi bila ada pilihan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, yaitu antara PNS dan bisnis, maka alangkah baiknya pilihannya adalah bisnis.
Kalau kita memang yakin bahwa bisa memajukan bisnis pribadi tersebut, laksanakanlah. Apalagi jika kita optimis dari sisi kepuasan dan penghasilan bisa melebihi dibandingkan PNS. Sebelum kita memutuskan berhenti jadi PNS, bicarakan lebih dahulu bersama keluarga. Sampaikan berbagai pertimbangan sehingga kita putuskan focus di bisnis. Juga jelaskan prospek bisnis yang akan kita jalankan kepada keluarga. Jika dikomunikasikan secara baik pada keluarga, kami yakin keluarga akan mendukung kita.
Pengalaman berhenti jadi PNS jika kita laksanakan, agar dijadikan motivasi yang kuat untuk sukses berbisnis. Tekad itu perlu terus kita gelorakan dalam diri kita. Tujuannya, tanpa sedikitpun rasa sombong, tetapi lebih didominasi rasa syukur untuk menunjukkan ke banyak orang. Terutama mantan atasan dan teman-teman sekantor, bahwa kita tidak "mati" meskipun tidak jadi PNS. Justru "diluar, lebih berkembang dan eksistensi kita diakui banya orang.
Jika kita mampu menjadikan semua itu sebagai motivasi yang kuat untuk mendorong diri kita agar sukses, kita akan yakin berhasil atas pilihan bisnis yang akan kita jalankan. Ingat bahwa kunci utama keberhasilan dalam melaksanakan bisnis adalah pada orang yang melaksanakan bisnis itu sendiri. Sedangkan orang lain, baik yang mendukung secara langsung maupun tidak dan konsumen, hanya sebagian dari keberhasilan secara keseluruhan.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos –
2005)
Bacaan Selanjutnya!

Kiat Percaya Diri dalam Sukses Berbisnis

Oleh : Reza M.Syarief *)

Berbicara adalah satu dari 5 jenis keterampilan dalam berkomunikasi. Artinya, jika anda ingin menjadi good communicator maka perlu melatih kemampuan mendengar, mengamati, berbicara, menulis, dan membaca. Nah, kalau untuk berbicara yang powerful, ada baiknya disimak dulu hasil survey tentang komunikasi itu. Ternyata, 55% orang lebih tertarik pada bahasa tubuh pembicara, 38% persen menyukai factor suara 7% memperhatikan kata-kata. Dalam berbicara efektif bukan semata-mata dipengaruhi oleh kemampuan menyapaikan pesan, tetapi juga cara mengelola bahasa tubuh (body language management).
Sementara, kemampuan bahasa tubuh sangat tergantung pada seberapa jauh kita telah menyatu dengan pesan yang ingin disampaikan. Walk of Talk, kata orang bijak Dalam rangka penyatuan atau internalisasi tersebut maka anda memerlukan 3 langkah penting. Pertama, tanamkan sebuah keyakinan bahwa anda pasti bisa bicara dengan menarik. Anda yakin bahwa pesan yang ingin disampaikan pasti bermanfaat dan anda yakin bahwa audiens akan tertarik dengan penjelasan anda. Caranya lakukan relaksasi sebelum berbicara dengan teknis pernafasan sederhana. Yaitu terik-tahan-tiup dengan pola 5-20-10 (dalam detik).
Sementara menahan nafas, anda masukan gambar positif tentang suasana ketika anda sedang berbicara. Ingat, pikiran kita bekerja seperti kamera. Jika anda membuat gambar positif, nanti yang tercetakpun hasilnya positif. Sekali lagi, keyakinan merupakan 50% sukses berbicara, sisanya adalah keyakinan.
Kedua, jadikan audiens sebagai mitra bicara bukan semata-mata obyek dengan menguasai beberapa teknik ice breaking sehingga interaksi anda dan audiens menjadi lebih hangat dan akrab, sedangkan di sisi lain anda akan jauh lebih rileks tanpa ada beban. Ketiga, berbicaralah dengan tetap mempertahankan keselarasan antara apa yang anda pikirkan, rasakan dan lakukan. Pelatihan yang tepat anda bisa mengambil program personal excellence dan powerful public speaking.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos – Kamis, 29 Desember 2005)
Bacaan Selanjutnya!

Tuesday, August 01, 2006

Jangan Ubah Arah Angin, Tapi Ubalah Arah Sayap

Oleh : Reza M.Syarief *)

Saya teringat akan suatu ungkapan yang kerap saya sampaikan saat memberikan seminar motivasi, you can not change the wind direction but you can only change your wing direction. Anda, saya , dan kita semua tidak akan pernah dapat mengubah arah angina, tetapi yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengubah arah sayap.

Analogi itu merepresentasikan pula bahwa nasib Anda atau peruntungan bisnis Anda tidak akan berubah hingga Anda sendirilah yang merubah sudut pandang terhadap keadaan tersebut. Dengan kata lain, pentas kehidupan selalu menyisakan dua ruang kemungkinan, sukses atau gagal. Jawabannya, kembali berpulang kepada Anda sendiri.
Pernahkah Anda mendengar sebuah nasihat, "hiduplah mengalir sebagai-mana air." Atau ungkapan seorang ketika ditanya apa tujuan hidup Anda, lantas dijawab, "bagaimana nantilah." Tentu saja Anda dan saya kurang sependapat. Sebab, yang seharusnya adalah jangan biarkan hidupmu dikuasai aliran air tapi bagaimana memanfaatkannya karena hidup bukan bagaimana nanti, tapi nanti bagaiman.

Setiap sisi bisnis selalu menawarkan beraneka keuntungan. Namun, seberapa dalam kita mampu menangkapnya, itu sangat bergantung pada 3 hal.
Pertama, apakah mata Anda cukup sehat dan normal (baca:pikiran positif) untuk melihat peluang yang menarik itu?
Kedua, apakah cukup memadai penerangan (baca: pengetahuan) yang ada sehingga mampu memperjelas akan peluang tersebut.
Ketiga, hal yang terpenting adalah apakah Anda memiliki mata batin (baca: insting/naluri bisnis) yang kuat?

Mengapa seorang Bill Gates mampu meraup asset hingga Rp 486 triliun? Ya, karena dia telah mengolaborasikan ketiga aspek di atas dalam satu situasi. Jangan lupa, itu terjadi setelah sekian kali mengalami kegagalan.

Mitra bisnis sejagi, if you want to be success, follow the success person. Itulah yang banyak dilakukan para pemimpin tangguh. Persoalan berikut yang muncul adalah apakah Anda mempunyai cukup kepercayaan diri untuk menjadi orang yang sukses.

Percaya diri adalah infrastruktur mental manusia, sementara penguatnya adalh kreativitas dan inovasi. Lakukan perubahan atau Anda akan mati. Artinya success is not a destination, but is it a journey. Sukses bukanlah merupakan tujuan, namun sebuah perjalanan yang panjang penuh tantangan dan kesulitan. Sehingga, untuk bisa lulus dan lolos di butuhkan dua asset penting yakni kesabaran dan keuletan. Ulet artinya siap ditarik dan diulur kapan pun dan di mana pun.

Oleh karena itu, the real champion is not just winning the competition, but everyone who can stand up for every failure. Juara sejati bukanlah seorang yang mampu memenangkan sebuah pertarungan, tetapi siapa pun yang mampu bangkit dari setiap kegagalan yang dialaminya. Mengapa mereka mampu bangkit kembali pasca kegagalan? Ya, karena mereka adalah orang yang bertamengkan kesabaran serta berperisaikan keuletan.

Akhirnya, merupakan suatu hal yang lumrah kalau seorang yang sabar dan ulet berhak untuk menikmati perayaan keberhasilan perjuangan hidupnya. Bukan semata perjuangan menghadapi musuh dari luar, tapi justru dari dalam diri sendiri. The most enemy is yourself. Musuh Anda adalah diri Anda, yaitu rasa malas dan takut gagal. Oleh karena itu, mulailah dari sekarang juga, segera ambil keputusan.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos – Kamis, 27 Juli 2006).
Bacaan Selanjutnya!

Akhirnya, Motivasi Lagi yang Berbicara

Oleh : Reza M.Syarief *)

Mitra bisnis sejati, apakah Anda pengembar fanatic kesebelasan Jerman, Inggris, Belanda, dan Brazil? Tanpa terasa, stadion-stadion di Berlin, Jerman, dipenuhi hujan ari mata. Bagaimana tidak? Kesebelasdan andalan itu harus gagal di saat-saat yang sangat menentukan. Sekali lagi kita ditunjukkan bahwa pemain dan pelatih hebat, penonton yang melimpah, serta strategi yang jitu belumlah cukup menjadi jaminan untuk memenangkan sebuah pertandingan.

Mitra bisnis sejati, terkadang kita merasa dengan memiliki para pegawai yang hebat atau para pemimpin usaha yang luar biasa atau strategi bisnis yang akurat maka kita akan mampu mengalahkan para competitor dengan mudah. Sebaliknya, tidak sedikit para pebisnis atau perusahaan yang semula kurang diperhitungkan ternyata menjadi "raising star".

Cobalah Anda perhatikan lagi secara mendalam bagaimana seorang pemain dengan usia hampir berkepala empat, ternyata mampu menjadi inspirator sekaligus eksekutor bagi kemenangan timnya. Ya, itulah Zinedine Zidane.

Saya melihat setidaknya ada tiga faktor yang dapat meloloskan diri dari lubang jarum yang begitu kritis. Pertama, ketika Anda berpikir dan merasa bahwa hari ini adalah hari terakhir Anda "berkiprah" dalam kehidupan usaha, tentunya Anda akan berusaha sekeras mungkin untuk mampu mencetak "prestasi emas" yang belum pernah dilakukan selama ini. Begitupun Zidane. Sebelum gantung sepatu dalam persepak-bolaan dunia, dia menorehkan unforgettable history.

Saya sering mengistilahkan dalam berbagai kesempatan memberikan pelatihan atau seminar dengan kata-kata "Hidup bukan sekadar membuat kisah diri, tapi bagaimana Anda membuat sejarah".

Kedua, untuk sebuah proses membangun imperium bisnis hingga legenda, "greget" yang tidak boleh pada dibutuhkan di tengah jalan. Sebab, saat orang lain sudah kehabisan stamina, dalam situasi seperti itulah Anda harus mengambil alih kendali permainan. Artinya, saat hampir setiap orang berpikir bahwa iklim dunia usaha sedang lesu, justru saat itulah Anda memperlihatkan extra energy yang sesungguhnya.

Kekuatan yang terbesar akan datang saat semua orang berpikir bahwa Anda lemah. Mana yang terlihat lebih menonjol ketika di hadapan Anda berderet 9 orang berpakaian hitam dengan 1 orang berpakaian putih. Betapapun lamahnya kita, jika setiap orang berada pada titik kelemahan terendah, kelemahan kita akan berubah jadi kekuatan. Apalagi saat ini Anda sudah memiliki kekuatan, bayangkan bagaimana efeknya terhadap pencapaian hasil yang kita inginkan.

Selanjutnya, faktor ketiga dalah bagiman berpikir dengan manajemen "as if" atau manajemen seolah-olah. Boleh jadi yang ada pada kepala Zidane adalah pertandingan Piala Dunia sudah berakhir dan trofi emas Piala Dunia jatuh ke tangannya dan kesebelasan Prancis menjadi juara. Nah, saat Anda berpikir bahwa setiap proposal bisnis seolah-olah sudah berhasil atau bahwa perusahaan kita sudah mencapai puncak keberhasilan, selanjutnya kenyataan pun akan mengikuti dan bersahabat pada Anda. Bagaimana kalau kalah?

Mitra bisnis sejati, Anda tidak akan disalahkan orang lantaran Anda berpikir akan menang, tapi tentu saja Anda akan merasa bersalah ketika Anda telah berpikir kalah. Untuk menang, Anda harus berjuang untuk tetap berpikir menang dan menang.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos – 2006).
Bacaan Selanjutnya!