Tuesday, August 01, 2006

Akhirnya, Motivasi Lagi yang Berbicara

Oleh : Reza M.Syarief *)

Mitra bisnis sejati, apakah Anda pengembar fanatic kesebelasan Jerman, Inggris, Belanda, dan Brazil? Tanpa terasa, stadion-stadion di Berlin, Jerman, dipenuhi hujan ari mata. Bagaimana tidak? Kesebelasdan andalan itu harus gagal di saat-saat yang sangat menentukan. Sekali lagi kita ditunjukkan bahwa pemain dan pelatih hebat, penonton yang melimpah, serta strategi yang jitu belumlah cukup menjadi jaminan untuk memenangkan sebuah pertandingan.

Mitra bisnis sejati, terkadang kita merasa dengan memiliki para pegawai yang hebat atau para pemimpin usaha yang luar biasa atau strategi bisnis yang akurat maka kita akan mampu mengalahkan para competitor dengan mudah. Sebaliknya, tidak sedikit para pebisnis atau perusahaan yang semula kurang diperhitungkan ternyata menjadi "raising star".

Cobalah Anda perhatikan lagi secara mendalam bagaimana seorang pemain dengan usia hampir berkepala empat, ternyata mampu menjadi inspirator sekaligus eksekutor bagi kemenangan timnya. Ya, itulah Zinedine Zidane.

Saya melihat setidaknya ada tiga faktor yang dapat meloloskan diri dari lubang jarum yang begitu kritis. Pertama, ketika Anda berpikir dan merasa bahwa hari ini adalah hari terakhir Anda "berkiprah" dalam kehidupan usaha, tentunya Anda akan berusaha sekeras mungkin untuk mampu mencetak "prestasi emas" yang belum pernah dilakukan selama ini. Begitupun Zidane. Sebelum gantung sepatu dalam persepak-bolaan dunia, dia menorehkan unforgettable history.

Saya sering mengistilahkan dalam berbagai kesempatan memberikan pelatihan atau seminar dengan kata-kata "Hidup bukan sekadar membuat kisah diri, tapi bagaimana Anda membuat sejarah".

Kedua, untuk sebuah proses membangun imperium bisnis hingga legenda, "greget" yang tidak boleh pada dibutuhkan di tengah jalan. Sebab, saat orang lain sudah kehabisan stamina, dalam situasi seperti itulah Anda harus mengambil alih kendali permainan. Artinya, saat hampir setiap orang berpikir bahwa iklim dunia usaha sedang lesu, justru saat itulah Anda memperlihatkan extra energy yang sesungguhnya.

Kekuatan yang terbesar akan datang saat semua orang berpikir bahwa Anda lemah. Mana yang terlihat lebih menonjol ketika di hadapan Anda berderet 9 orang berpakaian hitam dengan 1 orang berpakaian putih. Betapapun lamahnya kita, jika setiap orang berada pada titik kelemahan terendah, kelemahan kita akan berubah jadi kekuatan. Apalagi saat ini Anda sudah memiliki kekuatan, bayangkan bagaimana efeknya terhadap pencapaian hasil yang kita inginkan.

Selanjutnya, faktor ketiga dalah bagiman berpikir dengan manajemen "as if" atau manajemen seolah-olah. Boleh jadi yang ada pada kepala Zidane adalah pertandingan Piala Dunia sudah berakhir dan trofi emas Piala Dunia jatuh ke tangannya dan kesebelasan Prancis menjadi juara. Nah, saat Anda berpikir bahwa setiap proposal bisnis seolah-olah sudah berhasil atau bahwa perusahaan kita sudah mencapai puncak keberhasilan, selanjutnya kenyataan pun akan mengikuti dan bersahabat pada Anda. Bagaimana kalau kalah?

Mitra bisnis sejati, Anda tidak akan disalahkan orang lantaran Anda berpikir akan menang, tapi tentu saja Anda akan merasa bersalah ketika Anda telah berpikir kalah. Untuk menang, Anda harus berjuang untuk tetap berpikir menang dan menang.
*) Reza M. Syarief, Pemegang Rekor Dunia Motivator Terlama 24 Jam Nonstop. (Sumber Harian Indo Pos – 2006).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home